TITIK-TEMU, Jurnal Dialog Peradaban

Special offer
Product no.: AD92
Price excl. tax: IDR 25,000.00
Price (incl. tax): IDR 27,500.00

 TITIK-TEMU, Jurnal Dialog Peradaban

Title: TITIK-TEMU, Jurnal Dialog Peradaban 

Vol: 3, No 2, January-June 2011

Publisher: Nurcholish Madjid Society, Jakarta

ISSN: 1979-5394

Number of pages: 178

 

Content: 

Pedoman Transliterasi 1

Daftar Surat al-Quran 3-4

Cuplikan dari Wirib Ibn 'Arabi 5-8

Menyatukan Kata dan Perbuatan 9

Pengantar 10-16

 

Sajian Khusus:

Demokrasi, Demokrastisasi, dan Oposisi (Nurcholish Madjid) 18-27

Nurcholish Madjid, Sosok Pribadi Pengimbang (Muhamad Wahyuni Nafis) 28-39

 

Artikel:

Islam dan Demokrasi (M. Dawam Rahardjo) 42-58

Yoga-Seni Melepaskan Kebiasaan yang Mengekang: Meraih Keunggulan Pribadi melalui Bhagavad Gita (Swami Sukhabodhananda) 59-71

Agama Langit versus Agama Bumi: Sebuah Telaah atas Klasifikasi Agama-agama (Kautsar Azhari Noer) 72-96

Reformasi Syariah sebagai Jalan menuj Penghargaan Hak Asasi Manusia (Arif Susanto) 97-112

Kebebasan Beragama dalam Perspektif Negara dan Hak Asasi Manusia (M.M. Billah) 113-160

 

Resensi Buku:

Jalan Spiritual menuju Taman Kebenaran (Irfan Permana Putra) 162-166

Mencari Titik Temu, Mencipta Harmoni (Julmansyah Putra) 167-171

    

Overview:
Demokrasi dianggap oleh para pakar sebagai sistem politik terbaik di dunia modern, meskipun dalam praktiknya di banyak negara ia masih memiliki kelemahan-kelemahan dan masalah-masalah yang menyertainya. Salah satu penyakit yang merusak demokrasi adalah jatuhnya kekuasaan kepada segelintir individu atau suatu kelompok yang tidak mendengar suara dan aspirasi rakyat. Bila penyakit itu menjangkiti para penguasa pemerintahan, demokrasi sejati telah berubah menjadi kediktatoran berbaju demokrasi, yang dapat pula dikatakan sebagai demokrasi palsu untuk menutupi kediktatoran.
 
Agar kekuasaan di tangan rakyat dan tidak berpindah ke dalam genggaman tangan sejumlah individu atau suatu kelompok yang haus pada kekuasaan, maka demokrasi memerlukan sebuah mekanisme untuk tujuan itu. Mekanisme itu melembaga dalam oposisi, yang dijalankan secara formal oleh partai atau kelompok masyarakat yang, seperti dikatakan oleh Nurcholish Madjid, “senantiasa mengawasi dan mengimbangi kekuasaan yang ada, sehingga terpelihara dari kemungkinan jatuh kepada tirani.”
 
Nurcholish Madjid mengartikan bahwa oposisi bukan bertujuan untuk menjatuhkan pemerintah yang berkuasa, tetapi bertujuan untuk mewujudkan check and balance, pengawasan dan pengimbangan, bukan hanya to oppose tetapi juga to support, bukan hanya mengingatkan dan menentang kebijakan-kebijakan yang tidak benar dan tidak adil tetapi juga mendukung kebijakankebijakan yang benar dan adil. Inilah yang disebut “oposisi loyal” karena loyal kepada negara dan cita-cita mulia bersama. 

Access from your mobile:

m.azbooksonline.com

Follow us on Twitter 


Best selling books

—————